Kalau lagi jalan-jalan, uni dan temen-temen paling excited plus bingung mikirin makan. Karena budget kita sangat terbatas dan mostly terpakai buat transport atau hotel, nggak jarang kita jadi keluar masuk konbini (convenient store di Jepang, sejenis indomaret gitu) untuk beli onigiri atau roti.
Sarapan pagi biasanya cari onigiri atau roti yang 100 yen-an plus ocha botol gede yang di share rame-rame. Nah, kalau sarapan seadanya begini, biasanya jam 10an perut sudah mulai kruyuk-kruyuk lagi. Most of the time, uni dan temen-temen bersabar sampai jam lunch untuk bisa menyantap meal yang besar dan nikmat. Tapi nggak jarang waktu lunch kita mundur dari jam 12, karena biasanya kita masih sibuk sightseeing dan lupa ke"kruyukan" perut. Hehehe.
Seperti di Kyoto, kota favorit mama, uni dan teman-teman baru menyantap lunch jam setengah empat sore karena kelamaan bermain di Kiyomizudera, sebuah kuil di atas gunung yang terkenal dengan mata air yang berkhasiat.
Smile burger, makes you smile....and full
Sebelum naik ke atas, kami sudah melihat poster ini di pinggir jalan. Nama tokonya Smile Burger, menjual burger dengan patty atau adonan daging burger yang 100% sapi. Ukurannya jumbo pula! Jadilah uni yang waktu itu pergi dengan Saras, Ryan dan teman-temannya tertarik untuk menjadikan si burger ini menu makan siang. Apalagi buat uni dan Saras yang ngga makan daging babi, menemukan burger di Jepang dengan daging sapi 100% tanpa campuran daging-daging lain itu seperti ketemu oase di padang pasir, hehehe. Langka banget! Dan wajib dicoba pastinya.
Jadi setelah kami "turun gunung" dari Kiyomizudera, which is waktu itu jam setengah 4 sore, kaki kami mengikuti komando perut untuk masuk ke kedai Smile Burger. Kedainya apik banget! Ada dapur kecil, sofa, kamar mandi dan rak majalah, semuanya fit into one small cute room. Musik yang dipasang juga oke punya. Pokoknya kita yang kecapean jalan-jalan udah siap-siap rebahan di sofanya.
Ternyata Smile Burger ini 1 harinya hanya bikin 50 porsi, dan kalau sudah habis mereka akan tutup, ngga peduli jam berapa habisnya. Jadinya kita lucky banget bisa makan sore di situ.
Dan 1 paket normal burger (yang sebenernya sizenya ngga normal) itu termasuk 1 gelas minum, potato chips dan pickles, semuanya 1050 yen. Mahal? Nggak juga, karena burgernya SUPPPPPERR BESARRR! Saras aja ngga abis makannya, ma :P Uni pun ngga makan malem lagi hari itu, hehehe. Definitely a good place to have your dinner-lunch, mom!
SUPER SASEBO
But if you're talking about giant burger in Japan, then you should not miss Sasebo burger, mom. Sasebo adalah sebuah kota di prefektur Nagasaki yang juga menjadi entrance gate para pedagang eropa dulu. Banyak ekspat yang berdiam di sini sehingga makanan khas Sasebo pun terinfluence dari luar negri, yaitu Sasebo burger.
Burgernya besar dan pipih, cara makannya pun agak unik. Roti burger atau bunnya di penyet sampai mayonaise dan mustardnya melimpah ruah keluar. Berantakan? Iya. Enak? Banget! OHH, patty-nya pun dibuat dari 100% daging sapi ASELI, yihiiyy!
Di Sasebo buaaaaaannyak banget toko burger dengan range harga yang berbeda-beda. Nah, yang uni datangi waktu itu adalah kedai burger "Log Kit" di Sasebo station. Karena dia ada di station, jadi sistemnya take away gitu dan ngga ada tempat duduknya. Tapi, tenang, we're bunch of creative kids. So we bought the burgers and ate them inside the station. Ohh! Seperti smile burger, 1 paket Sasebo burger versi Log Kit includes kentang dan 1 big glass of soft drink. KENYANGGGG!
So yes, mom. Next time you're coming to Japan, just tell me is it Kyoto or Sasebo then we'll have the burgers for DUNCH!
No comments:
Post a Comment