Thursday, February 24, 2011

Singing in Taronga Zoo

(This post is all written in English, due to the nationalities of the starred people :P)


"We got our backyard like Taronga Zoo..", a sequence of Bliss n Eso's Down by the River was playing on my ear. It was my 4th day in Australia, and I was on the ferry with my friend, Tim, going to Taronga Zoo. Tim intendedly shuffle his iPod to that song, just to show me that particular part. The song was about Australia, and it got me thinking, from all places in Aussie, this zoo I'm going is inserted. How great is it actually that Bliss n Eso put it into their song?

Before this trip, I knew nothing about it, except the fact that the zoo is located in different island. So we had to take a ferry from Sydney's Darling Harbour, which departs every 30 minutes, and yes, me and Tim missed it for 3 times.

Then, filled by curiosity, I rushed my dear friend to the gate. Apparently there are two ways to enter, either by bus or by cable rail (what they called by "Sky Safari"). Fortunately, we missed the bus, because i was busy taking pictures in front of the ferry. So we were down to one option which changed my life, the cable rail.


The cable rail or "Kereta Gantung" in Indonesian, brought us up to the upper entrance gate, which located up in the "mountain". You can walk up there actually from the lower entrance gate, but we were lazy and we wanted to see the zoo from above, that's what a Sky Safari is for yeah?



I saw exhibits of elephant, gorilla and others from the cable rail, while locating the places we wanted to go. While doing that, I looked to my back and realized, there was a beautiful scenery of Sydney as the background of our cable ride. So I came up with and idea.
"Tim, how about we record a video of us singing Hey Soul Sister inside the cable rail???"
Tim agreed, but he said we would do it later, after we finish the sightseeing. Okay, so we'll record it when we're going down.


Then, long story short, after we finished walking around, taking pictures and petting wallabies, we got on the cable rail for the 2nd time, but this time, we're going down. So yes, we sat down, with Sydney Opera House and Harbor Bridge as the background, we set our camera. Then we clicked record.

"Hey ey! Hey ey ey ey ey, Hey ey ey ey ey!"
"Your lipstick stains, on the front lobe of my left side brains...."

That was it. We were singing the whole verse of "Hey Soul Sister" by Train, out loud. We finished the whole song when out cable rail reached the ground.
However, this is when the story got more interesting.
When we got out, one zoo officer (a big guy with Taronga Zoo jacket and a walkie talkie) asked us.
"Were you guys singing?"

OOOPSS! He heard us! Did we sing too loud?
I did my worried look to Tim, and he just replied with a big grin. Damn you.
"Yea", Tim answered.
"What's the title?", asked the big guy again.

O-oh! Are we in trouble? (My hand started sweating)
"H-Hey Soul Sister", I answered.

Just when I thought he'll let us go, he asked another question, "How is it???"

I, who didnt understand what he meant, was about to answer: yea it's a good song, but then Tim's words changed my life.
"Dissa, you'll do it", he said with commanding eyes.

EH?
Do what?
Sing it?
Noooooooooo!!!!!!!!!!

But I sang it anyway.
Just when I started to open my mouth, that big guy (who I wish I know the name) took out his walkie talkie and put it in front of my face. Whoaa!


I finished one verse for him and he looked happy and clapped, hahaha.
I felt so like killing Tim right now because he also clapped. Geesh, man! I needed you to sing with me! Because apparently when I sang the screen of the walkie talkie said "Sky Safari Taronga Zoo". Let's just hope my voice is not actually heard all over the cable rail route, or the worst, the whole zoo. Because I'm sure people will think there was a chimpanzee singing :P

Friday, February 18, 2011

SKIROSHIMA

A ski trip? Recommending Hiroshima!


Bulan Februari 2010 lalu, di tengah waktu job hunting, uni dan teman-teman dari angkatan 14 pergi untuk ski trip ke Hiroshima. Memangnya lagi nggak sibuk? Well, sebenernya waktu itu kita baru aja menyelesaikan fall semester 2009 dan akan menempuh semester kedua sebagai mahasiswa tahun keempat.

Tahun keempat berarti dua hal : Thesis dan Job Hunting. Sebelum kami bener-bener tenggelam diantara keduanya, Kak Fajar came up dengan ide ski trip, murah meriah, di Hiroshima. Hanya 8000 yen, sudah termasuk bus, sewa boardnya (bisa pilih mau ski atau snowboard), sewa sepatu, baju dan goggle (kacamata)nya. Komplit! Tripnya pun cuma 1 hari, nggak pakai nginep. Berangkat malam dari Beppu, sampainya pagi di Hiroshima, lalu pulang sore-sore ke Beppu.

Kami pergi dengan bus dari depan starbucks Beppu pukul setengah 10 malam. Di bus, kami mengobrol, main game, dan foto-foto. Karena busnya gabung dengan orang Jepang, kami ngga bisa terlalu berisik. Kami stop di rest area, pukul 12 untuk makan malam. Dan restoran di rest area itu terkenal dengan miso shiru (sup dari kacang kedelai dengan rumput laut dan tahu) yang berisi kerang. Yum yum! Udah malem-malem begini dingin, ketemu sup anget, dijamin tidurnya makin nyenyak. Benar saja, pukul 1 malam saat lampu di bus sudah dimatikan, with no words, we felt asleep straight away.

Kami sampai pukul 7 pagi. Cuaca agak mendung dan sedikit rintik-rintik hujan. Tapi ke-excited-an kami mengalahkan semuanya. Kalau desa 14 (yes, that is how we called our batch) sudah ngumpul, hujan badai menerjang sekalipun kami tetap tertawa riang, ha ha ha :P

Kak Fajar, our loveliest coordinator menyuruh kita semua turun dan ambil barangnya masing-masing. Barang yang dimaksud adalah board, sepatu, baju dan goggle. Semuanya sudah di plastikin sama tour agentnya dengan nama-nama kami tertulis di plastiknya. Sebelumnya memang Kak Fajar sudah mendata berapa size sepatu dan baju kami biar nggak ada yang kegedean atau kekecilan.

Oh, dan kami pun sebenarnya boleh memilih mau main ski atau snowboarding. Jujur uni ngga tau bedanya sebelumnya, tapi karena banyak yang bilang snowboard lebih gampang, kebanyakan dari kami memilih snowboard. Dan akibatnya kebanyakan dari kami harus menenteng board yang jauh lebih berat dari board ski yang langsing-langsing itu, hehehe.

Setelah full equipped dengan baju, sarung tangan, sepatu dan goggle, kami bersiap menuju ke tkp. Satu hal ya ma, walaupun sebagian gunung ditutupi salju buatan, tapi dinginnya tetep ngga ngalahin salju beneran. Malah uni yang sudah pakai baju 3 lapis plus baju snowboardnya aja masih kedinginan. Tapi ya itu lagi, buat orang yang belum pernah ski/snowboard atau melakukan olahraga ditengah es serut seperti ini, rasa excited mengalahkan semuanya.


How to snowboard? I learned it on the spot. Boardnya snowboard cuma 1 untuk dua kaki, beda dengan ski dimana kaki kanan dan kiri punya boardnya masing-masing. Nah, snowboard ini seperti skateboard. Dua kaki kita harus di “locked” di atasnya untuk bisa meluncur. Tapi, pertama-tama lock dulu kaki kanan kita, agar kita masih bisa berjalan. Kemana? Ke kereta gantung.

Iya, ke kereta gantung yang akan membawa kita naik ke atas gunung. Kereta gantung yang isinya kursi panjang untuk dua orang. Nah setelah kita dibawa oleh si kereta ke atas puncak, baru lah kita “pasang” kaki kiri kita ke atas board. Dan meluncurlah kita ke bawah!

Uni jatuh! Thoooousands of time! hehehehe. Ada yang mukanya “nyungsep” ke salju, ada yang badannya keseret sama board yang berat itu, ada juga yang guling-guling jadi kaya bola salju. Tapi nggak jatuh ngga belajar kan ma? Hehehee. Akhirnya uni mencoba berdiri lagi, walaupun susah banget karena berat badan yang berlebih :P

Tapi kalau sering jatuh, nantinya pasti sering mencoba berdiri, akhirnya jadi kebiasaan. Mau jatuh pun jadi udah tahu, sehingga lebih bisa ngeberatin badan ke kanan dan kiri agar ngga jatuh. Bener-bener kaya skate board! Cuma bedanya, kalau skate board jatuhnya di jalan, kalau snowboard di salju. To be honest, that doesn’t really make any differences.

Kami mulai ski dari jam 8 sampai 2 sore, dan dalam waktu segitu uni telah naik turun gunung 7 kali (applause!). Hahaha. Rekor dipegang oleh Deta yang berhasil naik turun 10 kali. She’s our winter Olympic winner!

By the way, di Utopia Saioto Ski Resort ini juga ada restorannya dengan paket buffet all you can eat hanya dengan 1000 yen (promosi haha). Untuk kami yang kelaparan, we have no other choice. Buffet pula! NYAM NYAMMM

Bus snow express kami meninggalkan tempat ski sekitar pukul setengah empat sore, menuju Beppu. Oh, karena Beppu ada di pulau yang berbeda, kami melewati terowongan bawah laut, lho. Hehehe.

Finally, we arrived home at midnight. The whole trip was amazing! Short but enough to add more stories to my life. Especially when I came home and checked my legs. Happily said, I got purple-ish bruises all over them, and could not really move for 3 straight days. I became a happy grandma. Thanks to the skiroshima trip and crazy batch 14 :P

p.s all pictures credited to Ms. Nariswari Dita Yudianti and Mr. Winardi as the only fellas who brought cameras that day :)
thanks heaps!

Wednesday, February 16, 2011

Last day : Picture gallery :)




Akhirnya, tibalah hari terakhir dari Okinawa trip kita. Pesawat yang akan membawa kita kembali ke Beppu itu akan terbang pukul 7 malam. Jadi kita sudah harus ada di bandara sekitar pukul 5 sore. Nah, sampai jam 5 itu, rencananya kami adalah, sbb:

1. Beach-ing (umm, maksudnya bermain-main di pantai, karena Okinawa terkenal banget dengan pantainya yang indah, dan sampai hari terakhir, kami belum main air :P)

2. American Village Exploring (Yep! Ada daerah wisata di Okinawa yang jadi tempat hang-outnya para americano, mostly para navy atau militer amerika yang campnya di Okinawa. Saking amerikanya, di sana sampai ada baskin robins and resto fast food A & W. Yep, di Jepang, cuma di Okinawa aja yang ada A&W nya. Dan we're craving for some onion rings!)

3. Starbuck pre-paid card Hunting (Dari hari pertama uni udah tertarik untuk beli, karena desainnya yang unik dan colorful, tapi ragu gitu, takut uangnya ngga cukup. Pas hari kedua pengen beli eh kehabisan. Jadilah hari terakhir ini akan kami gunakan untuk menghunting kartu itu sampai ke starbucks di pelosok-pelosok!)

So, instead of ngomong panjang-panjang, uni upload foto-foto hari terakhir di Okinawa yaa :)

Beautiful beach is all i need to smile that wide :D

BANANA BOAAAAAAAAAAAT!

One tip: Sitting in the front is a total bad idea. Especially if the motorboat splashing tons of water to your face.

American Village here we come :) :)

In american village with real americans :P

Uni dan Anri, with the shirts we bought a day earlier

Another beach to play around, and this is where i met another 2 americans from navy. They talked to me and actually stopped me from playing around with my friends :(

Look what I found at the end of the day!! THE PRE-PAID CARD YEAHH!



Monday, February 14, 2011

Day 2 : Okinawa in 1 day? NOT ENOUGH

Kami di jemput jam setengah 7 pagi di depan hotel southern beach. Naik bus wisata menuju Naha, yang artinya menuju ke utara. Karena hotel kami di Itoman, which is bagian paling selatan mainland Okinawa, kamilah yang di jemput paling pagi. Hehehe. Dengan muka masih agak ngantuk, kami pun bergegas masuk ke bus.

Cuaca hari itu agak mendung. Ketika kami ber-12 sudah di dalam bus, hujan pun mengguyur. Tapi ngga mengurangi ke-excited-an kami hari itu, karena sepanjang jalan, tour guidenya menjelaskan tentang Okinawa dari A sampai Z.


Okinawa yang juga dikenal dengan nama Ryukyuu Islands adalah prefektur kepulauan di Jepang yang bahasa dan budayanya agak berbeda dengan prefektur di Jepang yang selama ini diketahui sama banyak orang, seperti Tokyo, Kyoto atau Osaka. Orang-orang di Okinawa disebut Uchina, dan bahasa Okinawa disebut Uchinaguchi. Orang-orang di mainland Jepang disebut Yamato, dan bahasa Jepang yang dipakai secara umum itu disebut Yamatoguchi.

Perbedaan bahasanya lumayan signifikan sih, terutama dari cara membaca kanji. Walaupun begitu, kalau sudah kebiasaan tinggal di Okinawa, kita bisa juga menebak-nebak apa maksud kalimatnya. Tapi tenang aja, para uchina itu mengerti yamatoguchi kok, walaupun para yamato belum tentu mengerti uchinaguchi, hehehe.


Nah kalau dari budaya sendiri, Okinawa, yang berdekatan dengan Taiwan dan China, mempunyai pengaruh kuat dari sana. Dewa-nya yang bernama Shisa itu bentuknya seperti singa barongsai. Warna-warna baju adatnya pun kebanyakan merah atau oranye cerah, yang lebih mengingatkan kita sama daratan China. Olahraga Jepang yang terkenal, karate merupakan perpaduan kungfu dan Okinawa martial arts. Ini berkembang pesat karena pada zaman Meiji dulu di Okinawa ngga boleh ada senjata sama sekali.

First Stop : Ryugujo Butterfly Garden

Uni dan teman-teman sampai di sana pada jam makan siang, karena memang jadwalnya ada makan siang bersama di sana. Paket wisata kami sudah termasuk makan siang, tiket masuk dan juga oleh2 di akhir tur. Tapi sayangnya makan siang hari itu adalah Okinawa Soba, yang seperti uni bilang di post sebelumnya, ada ehem, babinya. Hehehehe. Jadi kami para jilbabers ngga makan dan langsung masuk ke dalam taman kupu-kupunya.

Ternyata kupu-kupunya jinak! Dan suka sama yang benda yang berwarna merah. Ada topi merah di dalam tamannya, dan kupu-kupunya ngegerumbul semua di atas. Biasanya kalau mau foto, orang-orang tinggal pakai topi itu, jadi ada kupu-kupu di atas kepalanya, tapi karena (alhamdulillah) hari itu ngga sengaja pake jilbab merah, uni ngga usah pakai topi, langsung dihinggapi sama serangga cantik itu. Yeayy, soo happy! Berasa putri disney gitu, main-main sama kupu-kupu!

Second Stop: Churaumi Aquarium

I love fish! I love aquarium! Dan uni sudah mendengar temen-temen yang ke Okinawa bragging tentang how amazing this aquarium is. Well, Churaumi adalah aquarium terbesar di Jepang, dengan tank Kuroshio Sea nya yang menampung manta rays (ikan pari), ikan-ikan besar lain plus 4 whale sharks yang super besar. Tank kuroshio ini adalah tank terbesar ke dua di dunia, dengan ukuran 8.2 m x 22.5 m, dan ketebalan kaca 60 cm, menampung 7500 m kubik air. So, this is indeed the coolest aquarium i've ever seen.

Selain Kuroshio sea, Churaumi, yang artinya laut (umi) yang indah (chura) dalam bahasa Okinawa, juga menampilkan show lumba-lumba dan manatee (dugong). Species bawah lautnya pun beragam, dari ikan hias teman-temannya Nemo, sampai makhluk yang hanya bisa kita temui di palung terdalam. Dan mereka punya penguin! Hahaha, kenapa? Karena orang Jepang suka sekali sama penguin, hehe.


Oh, di bagian depan, setelah kita masuk, ada kolam di mana kita bisa memegang bintang laut atau sea-cucumber yang slimy-slimy. Well, jaman dulu di Sea World kayanya juga pernah sih, tapi yang ini lebih keren karena? Karena we're in Okinawa! Hahahaha

I love Churaumi, more than any aquariums i've ever visited. Uni sampai bilang ke diri uni sendiri, kayaknya uni ngga akan bosen deh kalau nanti datang lagi ke sini untuk ke dua kalinya. Well, a month after that, God granted my prayer, and I came there again. More on that, later :)

Third Stop: Nago Pineapple Park

What's the fun? Icip-icip tester makanan dan minuman dari nanas! Ada coklat, bolu, jus nanas, wine nanas (yang wanginya sangat menyengattt) dan sebagainya. Bahkan ada sabun muka dan sabun mandi dari nanas! Huwahh, bener-bener nanas day :P


Teruss, yang udah ditunggu-tunggu: Makan nanas sepuasnya! FREE OF CHARGE!!


Dan pas pulang, di bus dibagiin es krim nanas asli Okinawa. Hahaha, kenyang kenyang kenyang!


Fourth Stop: Ryukyuu Village Glass House


Ini adalah pabrik pembuatan hiasan dari kaca. Sebagai bagian dari tur, kami dapat diskon 10 persen dan souvenir tatakan gelas asli made in Ryukyuu Village :P

Last Stop : Kokusai Dori (again)


Sebenernya ini ngga termasuk bagian tur sih, tapi kita ngerasa hari masih sore untuk buru-buru kembali ke hotel. Jadinya, kami minta diturunkan di tengah jalan sama pak Supirnya hehe. Walhasil kami diturunkan di Kokusai Dori, dan kali ini kami puas muter-muter dari awal jalan ke ujung terus balik lagi ke awal. Pokoknya kami sampai hafal toko baju di mana, toko oleh-oleh dimana dan yang paling penting, starbucks ada di mana! Yeayy, kenapa? Karena kami mau beli tumbler (tempat minum) yang edisi khusus Okinawa!

Yep, uni memang mengoleksi tumbler starbucks dari seluruh prefektur, karena designnya bagus-bagus! Dan menurut uni, Okinawa ini yang paling bagus, hehehe.

Finally, dinner.


Yes. A funny dinner, in a funny restaurant, with funny food. Why? Hmm, begini ceritanya. Setelah muter-muter dan semakin merasa lapar, kami memutuskan untuk makan di restaurant yang dekorasinya Okinawa banget! Restaurant 居酒屋 (izakaya) yang biasanya dipakai nomikai, atau minum-minum. Artinya, makanannya biasanya 1 di share rame-rame dan harganya mahal. Terus biasanya ada appetizer di awal yang mau kita pesen atau ngga, kita harus tetep bayar. Harga appetizer itu sekitar 500 - 600 yen.
Nah, uni kebetulan habis beli kaos sama Anri, jadi temen-temen uni udah masuk duluan. Pas kita masuk, di atas mejanya udah tersedia appetizer itu, yang fotonya seperti di bawah ini.


Di satu meja uni ada Mela, dan Dhea yang sama-sama baru dateng juga. Kami kelaparan dan langsung menyantap appetizernya. Kenyal-kenyal gitu kaya rumput laut. Akhirnya empat piring kecil pun habis disantap kami berempat.
Eh, setelah kami selesai makan, tiba-tiba Tina dateng ke meja kami. Melihat piring appetizer kami kosong, Tina pun mengerutkan kening. "Kalian habis!?"
"Iya, enak yah!", kami kompak menjawab
Mendengar jawaban kami, air muka Tina berubah, "Itukan kuping..."
Gantian Mela yang mengerutkan kening, "kuping apa kak?"
Sambil ngeliat muka kita satu-satu, Tina pelan-pelan menjawab, "kuping....babi"
"Hoeeeeeeeekkkk!", Mela langsung kabur ke kamar mandi, sambil mencoba memuntahkan sepiring kuping itu.
Uni sama Anri liat-liatan. Dhea diem.
"maaf ya... kirain kalian tau...", kata Tina sebelum meninggalkan kami in an awe....

yep, awe-ful stomaches.

:P


First day : Eat, Shop and Take pictures



The Arrival

Pesawat kami dari Fukuoka mendarat sekitar jam makan siang di airport Naha, ibukota prefektur Okinawa. Yang pertama menyedot perhatian uni adalah banyaknya pot bunga anggrek di sepanjang gate dan ruang tunggu bandara. Anggrek ungu gitu, ma, I know you’ll love them! Jadilah kita-kita yang sudah lama ngga ngeliat anggrek bergerak mengambil kamera. Pot-pot bunga itu membuat bandara Naha cantik banget dan berbeda dari semua bandara di Jepang yang pernah uni datangin. This feels more homey.

Where to go? We didn’t know. Hahaa. Karena rencananya besok kita akan ikut tur 1 hari dengan bus, kita lupa memplanning hari pertama kita, hehee. Akhirnya kita datang ke bagian informasi di bandara, dan mereka bisa ngomong bahasa inggris DENGAN SANGAT AMAT LANCAR! Yeaayyy! Apakah karena di Okinawa banyak tentara Amerika atau karena banyak turis asing yang datang dan nggak tau where to go kaya kita, ehem, tapi yang jelas, ibu-ibu (iya, ibu-ibu, keren kan?!) di bagian informasi berbicara dengan bahasa inggris yang fluent dan jelas, wow!

Mereka menjelaskan tempat-tempat wisata di Okinawa, inland dan outland, tempat-tempat diving, surfing dan pantai-pantai yang super keren. Well, kita cuma punya kurang dari 3 hari dan besok kita akan tour di dalam Naha, jadi kita nggak akan bisa ke pulau lain. (But I finally went to those beautiful islands during AYEPO, more on this later ya ma). Jadi ketika si ibu informasi bertanya “What do you wanna do now?”. Grrwwlllll, our stomachs answered. EAT!! Eat okinawan food!!

Kami pun menggeret koper kami ke stasiun kereta di bandara. Iya ma, Naha airport, seperti Narita airport, punya stasiun yang jadi tempat pemberhentian kereta dari dalam kota. Sepanjang perjalanan, kami melihat tempat terkenal lainnya di Okinawa seperti Shuri Jo (Shuri Castle). Sambil lihat-lihat keluar, di dalam kereta pastinya kami tetap foto-foto, hehehe. Orang juga males masuk kali ya, karena 1 gerbong isinya kami ber 12 doang! :P

Porky Okinawa :P

Akhirnya, kereta yang kami tumpangi berhenti di stasiun dekat pintu masuk kokusai dori. Seperti kuda yang dilepas dari kandangnya pas pacuan kuda, kami pun berlari berhamburan (well, agak hiperbol sih, tapi sejenis lah ma :P). Melewati banner lampu “国際通り入口” yang karena waktu itu masih siang jadi belum menyala. Apa isinya kokusai dori? TOKO-TOKO. Banyaaaaaaaakk banget! Dari toko makanan khas Okinawa seperti Chinsuko dan Imo (ubi) tart, toko kaos-kaos sablonan, sampai tukang tato ada di situ. Huwaahh, hari pertama udah disuguhi menu favorit, SHOPPING!

Ehm, tapi perut berkata lain. Sebelum shopping, ada baiknya kami “menyogoknya” dengan makanan atau dia akan mulai bernyanyi lagi. So, we found a small restaurant around the corner. An Okinawan restaurant, sells Okinawa Soba (seperti udon tapi with 1 slice of, sorry to say, seemed-yummy pork), Taco rice (Mexican-influenced cuisine, sayuran dan daging cincang dengan saus salsa), Soumen (mi tipis seperti bihun dicampur dengan kecap), Goya champur (ini dia favorit uni! pare, tofu, telur di CAMPUR jadi satu) dan maasih banyak lagi.

Goya Champur

Well, masakan Okinawa itu rendah lemak dan banyak sayur. Nggak heran kalau orang-orangnya adalah yang umurnya paling panjang di seluruh Jepang.

Chinsuko Alert!

Setelah puas makan, uni dan temen-temen pun melaksanakan “kodrat wanita” sebagai shopper sejati. Hehehe. Kami loncat dari satu toko ke toko yang lain, mencicipi kue-kue khas Okinawa seperti Beni Imo (ubi ungu khas Okinawa) Pie dan Chinsuko.

Nah yang terakhir ini nih yang seru. Ada buaanyaak banget rasa, model dan jenis Chinsuko, biscuit yang dibuat dari tepung, yang menjadi oleh-oleh wajib Okinawa. Di tiap toko, kami bisa mencoba tiap-tiap rasa karena memang disediakan tester. Ada yang dilapisi dark chocolate, white chocolate sampai campuran chocolate sama mangga. Hmm, Yummmm!! Akhirnya kami pun membeli sebagian untuk oleh-oleh dan sebagian lagi untuk cemilan, termasuk uni. Uni beli 1 bungkus yang dilapisi coklat untuk cemilan salama trip di Okinawa.

Fast forward ke hari terakhir, saat kita ngeberesin barang-barang untuk pulang, uni packing semua oleh-oleh sambil mengingat-ingat ini untuk siapa saja. Iseng-iseng uni liatin lagi bungkus Chinsukonya, terus uni liat belakangnya, bagian komposisi. You know what I found? . Buta. Babi.

JLEB. Bagai ditusuk. Karena 5 menit yang lalu baru menghabiskan 1 bungkus Chinsuko yang berlapis coklat. Huwaahh! Ternyata chinsuko itu bahan dasarnya memang lard, atau lemak babi. Woalah, rek..rek.. Ngga research dulu sih sebelumnya. Padahal di kokusai street udah loncat toko ke toko untuk nyobain testernya. Haduhhh!

Pictures? Free of Charge

Waktu sudah makin sore, dan kami harus meninggalkan kokusai dori. But we will be back tomorrow! Next destination is….Shuri Castle! Yep, we took a train, go there but not really going inside it. Why? Because we found better backgrounds to take pictures OUTSIDE. Hehe. So yea, we took heaps of picture, mom. Dan dari situ kami pun bergegas pulang.

So now we gotta go to the hotel dengan menyewa 1 buah “taksi” model medium yang bisa dimuai 12 orang plus koper-koper. Yah, seperti mobil espass gede sedikit gitu, ma. Dengan bapak supir yang keren banget!

Dia tahu tentang Indonesia, terus punya taste yang bagus dalam music (karena lagu yang di play di mobilnya, which are Okinawan songs, bagus bagus banget!), dan yang paling oke adalah, dia yang punya perusahaan taksi tersebut. Weeeww! Kita kenalan sama sacho (direktur) nya! Kita pun diajari bahasa-bahasa lokal Okinawa yang SANGAT BEDA sama bahasa jepang. Kalau di Jepang terimakasih itu arigatou, di Okinawa bilangnya nihedebyu. Nah lo!

The Hotel

Hotel kami namanya Southern Beach Hotel, terletak di Itoman, which is the southern part of Okinawa honbu (mainland). Hotelnya bagus! 12 orang dimasukkan ke dalam 3 kamar yang “decent”, karena buka pintunya aja pakai kartu, ngga seperti hotel-hotel backpacker yang pakai kunci beneran. Hahaha, beginilah nasib backpacker yang ngga biasa nginep di hotel bagus :P

Huwahhhh, hari pertama? Almost done! Besok kita akan dijemput pagi-pagi untuk tur dalam kota Okinawa.

Naik bus ke tempat-tempat seru, termasuk one of my bucket list places: Okinawa Churaumi Aquarium, the largest aquarium in Japan.

Wowooww! Can’t wait! So how about the rest of the night, un? Hahaha mom, we did uno and some girl talks which involved loud laughs hahaha, good times good times :)



Sunday, February 13, 2011

Okinawa Series: No Car, No Worries

Dari sekian banyak lokasi wisata di Jepang, salah satu yang sangat ingin uni datangi adalah prefektur paling Selatan negri Sakura ini, Okinawa. Lokasinya di selatan gosipnya membuat iklim Okinawa nggak jauh berbeda dengan negara Indonesia tercinta. Ditambah lagi bentuknya yang kepulauan membuat prefektur ini punya pilihan pantai yang super indah. Iklim yang hampir tropis, pantai yang indah, dan satu lagi alasan kenapa pada quarter break spring 2010 kemarin uni dan 11 teman-teman cewek uni packed our bags dan booking ticket murah meriah, adalah kami mau hunting MANGGA!

Yep, di Jepang, buah-buahan adalah komoditi kelas atas. Artinya cuma satu: Larang, eh maksudnya mahal. 1 buah apel itu sekitar 100 yen atau 10,000 ribu rupiah. Kalau pinter ngubek-ngubek supermarket, biasanya bisa dapet 1 sisir pisang yang harganya 50 yen, atau sekitar 5000 rupiah, tapi mungkin udah ada yang hitam-hitam hehehe.

Yah begitulah, di Indonesia, tongkat ditanam jadi pohon dan setiap tahun ada baaaaanyak buyable dan edible buah, dengan harga yang murah. Namun, kami-kami yang di Jepang harus mikir-mikir dulu sebelum membeli. Alternatifnya ada beli jus sayuran + buah yang dijual di supermarket, enak, murah dan accessible. Lah, jadi promosiiii :P

Anywayyy, Okinawa itu terkenal dengan buah-buahannya yang lebih murah dibanding mainland Jepang, karena mereka growing sendiri buah-buah seperti mangga dan nanas. Jadilah kami drooling membayangkan buah mangga dan nanas yang murah dan bisa dibawa pulang. Tempat-tempat beli buah seperti Kokusai Street dan Pinaple Garden pun sudah di circle di agenda.

Tapi, satu hal yang kami ingat adalah traveling di Okinawa will be a lot better with a car. Dan paket liburan yang kami booking lewat Coop (koperasi APU) pun meng-include sewa mobil. Jadi 3 hari 2 malam, sudah termasuk tiket pesawat Fukuoka-Naha, hotel di Itoman city dan 1 buah mobil sedan untuk dipakai jalan-jalan. Sounds like a great deal, yeah?

But we did forget something. There are 12 girls traveling together, and there is only one girl who have Japanese license and anyway, we won’t fit in 1 car for sure. Hahahaha. Jadilah si mobil nggak terpakai dan kita traveling pakai TAKSI. Rich girls indeed :P

But we did manage to have the coolest summer trip ever! Met the coolest taxi driver, got on a cheap 1 day tour and finally ate lots of pineapple, FREE OF CHARGE!

Okay, let the series begin :)

p.s all photos in these series are credited to Ms. Anri Pristidianita. She and her camera captured our best moments with the bestest shots ever!

Monday, February 7, 2011

Giant burgers, perfect dish for DUNCH


Kalau lagi jalan-jalan, uni dan temen-temen paling excited plus bingung mikirin makan. Karena budget kita sangat terbatas dan mostly terpakai buat transport atau hotel, nggak jarang kita jadi keluar masuk konbini (convenient store di Jepang, sejenis indomaret gitu) untuk beli onigiri atau roti.

Sarapan pagi biasanya cari onigiri atau roti yang 100 yen-an plus ocha botol gede yang di share rame-rame. Nah, kalau sarapan seadanya begini, biasanya jam 10an perut sudah mulai kruyuk-kruyuk lagi. Most of the time, uni dan temen-temen bersabar sampai jam lunch untuk bisa menyantap meal yang besar dan nikmat. Tapi nggak jarang waktu lunch kita mundur dari jam 12, karena biasanya kita masih sibuk sightseeing dan lupa ke"kruyukan" perut. Hehehe.

Seperti di Kyoto, kota favorit mama, uni dan teman-teman baru menyantap lunch jam setengah empat sore karena kelamaan bermain di Kiyomizudera, sebuah kuil di atas gunung yang terkenal dengan mata air yang berkhasiat.

Smile burger, makes you smile....and full

Sebelum naik ke atas, kami sudah melihat poster ini di pinggir jalan. Nama tokonya Smile Burger, menjual burger dengan patty atau adonan daging burger yang 100% sapi. Ukurannya jumbo pula! Jadilah uni yang waktu itu pergi dengan Saras, Ryan dan teman-temannya tertarik untuk menjadikan si burger ini menu makan siang. Apalagi buat uni dan Saras yang ngga makan daging babi, menemukan burger di Jepang dengan daging sapi 100% tanpa campuran daging-daging lain itu seperti ketemu oase di padang pasir, hehehe. Langka banget! Dan wajib dicoba pastinya.

Jadi setelah kami "turun gunung" dari Kiyomizudera, which is waktu itu jam setengah 4 sore, kaki kami mengikuti komando perut untuk masuk ke kedai Smile Burger. Kedainya apik banget! Ada dapur kecil, sofa, kamar mandi dan rak majalah, semuanya fit into one small cute room. Musik yang dipasang juga oke punya. Pokoknya kita yang kecapean jalan-jalan udah siap-siap rebahan di sofanya.

Ternyata Smile Burger ini 1 harinya hanya bikin 50 porsi, dan kalau sudah habis mereka akan tutup, ngga peduli jam berapa habisnya. Jadinya kita lucky banget bisa makan sore di situ.
Dan 1 paket normal burger (yang sebenernya sizenya ngga normal) itu termasuk 1 gelas minum, potato chips dan pickles, semuanya 1050 yen. Mahal? Nggak juga, karena burgernya SUPPPPPERR BESARRR! Saras aja ngga abis makannya, ma :P Uni pun ngga makan malem lagi hari itu, hehehe. Definitely a good place to have your dinner-lunch, mom!

SUPER SASEBO

But if you're talking about giant burger in Japan, then you should not miss Sasebo burger, mom. Sasebo adalah sebuah kota di prefektur Nagasaki yang juga menjadi entrance gate para pedagang eropa dulu. Banyak ekspat yang berdiam di sini sehingga makanan khas Sasebo pun terinfluence dari luar negri, yaitu Sasebo burger.


Burgernya besar dan pipih, cara makannya pun agak unik. Roti burger atau bunnya di penyet sampai mayonaise dan mustardnya melimpah ruah keluar. Berantakan? Iya. Enak? Banget! OHH, patty-nya pun dibuat dari 100% daging sapi ASELI, yihiiyy!

Di Sasebo buaaaaaannyak banget toko burger dengan range harga yang berbeda-beda. Nah, yang uni datangi waktu itu adalah kedai burger "Log Kit" di Sasebo station. Karena dia ada di station, jadi sistemnya take away gitu dan ngga ada tempat duduknya. Tapi, tenang, we're bunch of creative kids. So we bought the burgers and ate them inside the station. Ohh! Seperti smile burger, 1 paket Sasebo burger versi Log Kit includes kentang dan 1 big glass of soft drink. KENYANGGGG!

So yes, mom. Next time you're coming to Japan, just tell me is it Kyoto or Sasebo then we'll have the burgers for DUNCH!