Literally means World map of "uni", the oldest sister. That is how my family called me, as this blog originally made for them to track where I've been going these years. Now, it's more like a written version of my passport :) enjoy!
Thursday, April 28, 2011
An unexpected snorkeling
Wednesday, April 27, 2011
My Beppu Story: To the Land Unknown
"Iya, Beppu inaka, pedesaan banget! Kalau di peta ada di deket Fukuoka. Jadi nanti dari Jakarta, kamu naik pesawat ke bandara Fukuoka, baru dari situ naik bus, 2 jam ke Beppu", kata si kakak mendeskripsikan kota kecil yang akan jadi rumahku 4 tahun ke depan. Yep, setelah telfon dari sang kakak kelas, aku pun langsung memutuskan untuk kuliah di Jepang dan mengepak koper untuk ke Beppu, kota kecil yang sampai detik itu tidak saya ketahui lokasinya. This is indeed a journey to the land unknown.
Monday, April 4, 2011
My Beppu Story: Beppu, the unique city
Yes, kota ini literally berarti kota yang berbeda, atau bahasa kerennya kota yang unik. Setelah empat tahun berkesempatan tinggal dan belajar di sana, saya akhirnya mengerti bahwa Beppu benar-benar kota yang unik. These are some teasers why
Suasana kota yang bersih dan pemandangan yang apik plus populasi manusia yang beragam membuat Beppu pantas dijuluki the unique city. Tapiii, masih banyak lagi cerita tentang si unique city ini. Lewat "My Beppu Story" saya akan merefresh cerita ajaib, lucu dan menegangkan yang saya alami di kota onsen ini.
Stay tuned!
Tuesday, March 15, 2011
Spontaneously Singapore! Part 2
Spontaneously Singapore!
Thursday, February 24, 2011
Singing in Taronga Zoo
Friday, February 18, 2011
SKIROSHIMA
Kami pergi dengan bus dari depan starbucks Beppu pukul setengah 10 malam. Di bus, kami mengobrol, main game, dan foto-foto. Karena busnya gabung dengan orang Jepang, kami ngga bisa terlalu berisik. Kami stop di rest area, pukul 12 untuk makan malam. Dan restoran di rest area itu terkenal dengan miso shiru (sup dari kacang kedelai dengan rumput laut dan tahu) yang berisi kerang. Yum yum! Udah malem-malem begini dingin, ketemu sup anget, dijamin tidurnya makin nyenyak. Benar saja, pukul 1 malam saat lampu di bus sudah dimatikan, with no words, we felt asleep straight away.
Kami sampai pukul 7 pagi. Cuaca agak mendung dan sedikit rintik-rintik hujan. Tapi ke-excited-an kami mengalahkan semuanya. Kalau desa 14 (yes, that is how we called our batch) sudah ngumpul, hujan badai menerjang sekalipun kami tetap tertawa riang, ha ha ha :P
Kak Fajar, our loveliest coordinator menyuruh kita semua turun dan ambil barangnya masing-masing. Barang yang dimaksud adalah board, sepatu, baju dan goggle. Semuanya sudah di plastikin sama tour agentnya dengan nama-nama kami tertulis di plastiknya. Sebelumnya memang Kak Fajar sudah mendata berapa size sepatu dan baju kami biar nggak ada yang kegedean atau kekecilan.
Oh, dan kami pun sebenarnya boleh memilih mau main ski atau snowboarding. Jujur uni ngga tau bedanya sebelumnya, tapi karena banyak yang bilang snowboard lebih gampang, kebanyakan dari kami memilih snowboard. Dan akibatnya kebanyakan dari kami harus menenteng board yang jauh lebih berat dari board ski yang langsing-langsing itu, hehehe.
Setelah full equipped dengan baju, sarung tangan, sepatu dan goggle, kami bersiap menuju ke tkp. Satu hal ya ma, walaupun sebagian gunung ditutupi salju buatan, tapi dinginnya tetep ngga ngalahin salju beneran. Malah uni yang sudah pakai baju 3 lapis plus baju snowboardnya aja masih kedinginan. Tapi ya itu lagi, buat orang yang belum pernah ski/snowboard atau melakukan olahraga ditengah es serut seperti ini, rasa excited mengalahkan semuanya.
How to snowboard? I learned it on the spot. Boardnya snowboard cuma 1 untuk dua kaki, beda dengan ski dimana kaki kanan dan kiri punya boardnya masing-masing. Nah, snowboard ini seperti skateboard. Dua kaki kita harus di “locked” di atasnya untuk bisa meluncur. Tapi, pertama-tama lock dulu kaki kanan kita, agar kita masih bisa berjalan. Kemana? Ke kereta gantung.
Uni jatuh! Thoooousands of time! hehehehe. Ada yang mukanya “nyungsep” ke salju, ada yang badannya keseret sama board yang berat itu, ada juga yang guling-guling jadi kaya bola salju. Tapi nggak jatuh ngga belajar kan ma? Hehehee. Akhirnya uni mencoba berdiri lagi, walaupun susah banget karena berat badan yang berlebih :P
Kami mulai ski dari jam 8 sampai 2 sore, dan dalam waktu segitu uni telah naik turun gunung 7 kali (applause!). Hahaha. Rekor dipegang oleh Deta yang berhasil naik turun 10 kali. She’s our winter Olympic winner!
By the way, di Utopia Saioto Ski Resort ini juga ada restorannya dengan paket buffet all you can eat hanya dengan 1000 yen (promosi haha). Untuk kami yang kelaparan, we have no other choice. Buffet pula! NYAM NYAMMM
Bus snow express kami meninggalkan tempat ski sekitar pukul setengah empat sore, menuju Beppu. Oh, karena Beppu ada di pulau yang berbeda, kami melewati terowongan bawah laut, lho. Hehehe.