Thursday, April 28, 2011

An unexpected snorkeling

Snorkeling in Japan was never an expected experience for me. I had been living in the country for four years but it never came to my mind to plan a snorkeling trip. That is why this experience happened unplanned.


It was in Okinawa, the south-most prefecture of Japan; consists of many beautiful islands, which only means beautiful beaches. Okinawa University asked my campus to select 8 people to come and be tutors for 80 high school students, Japanese and foreigners who participated in Asian Youth Exchange Program in Okinawa (AYEPO). The program was held for 23 days, moving from one island to another one. Although it’s a youth conference, discussing about water issue, it’s more like an “Exploring Okinawa” for me.

I have been to Okinawa for a holiday trip before, and I fell in love with the place. I thought AYEPO will be free summer holiday, but no, I was required to actually work. Be a tutor, prepare the kids for presentations, be their ‘big sis’ and meetings with other tutors every night. There was even 2-3 days I was sick and felt like my body was burning because of ‘having fun’ with everyone. Yea, the people, especially the kids were so fun to hang out with! They were sooo excited about everything we did in the program.

One thing they so can’t wait was snorkeling in Tokashiki Island, an island in Okinawa. The program provided us with everything, the mask, fins, everything! Except bathing suit of course :)
The coordinators even let us, tutors to come and join the students. Maybe they were afraid the students will drown themselves or lost their way, although I realize we all were equipped by life jackets :P
For a first timer like me, this was a definite not-to-be-missed chance. I brought my swimming suit and was as excited, or even more, as students in my group when choosing the mask and fins. The instructor explained that we will be paired with one person that will be our ‘buddy’. We had to stick together and not lose any sight of our own buddy.

I forgot who my buddy was, but as a tutor, my job was clear enough: I was everyone’s buddy, I need not to lose a sight of them, 10 students of my group. However when we stepped into the water, everything was reversed. I knew at that moment everyone was my buddy. They needed to take care of me, their tutor. They were the one who must not lose a sight of their ‘big sis’.

“Nuna! There’s a sea snake!!”, Ji Hwan, my student from Korea suddenly shouted from behind. I looked into the water with both excitement and fear, wondering what I would see. There was it. Ji Hwan was right, a black and white sea snake with flat tail like the one in Detective Conan comic book. It swam right across our feet. I told everyone nearby about it with extremely loud, panic, voice: “GUYS!! THERE’S A SEA SNAKE BELOW! BE CAREFUL! IT’S DANGEROUS!!”
image thanks to divegallery
The kids didn’t seem to care. Hmph. They were too excited playing underwater. I would be so excited with my snorkeling debut too if no ‘special’ encounter like this. Oh boy!
When I told them about the snake, instead of swimming away, they sunk their masks into the water and tried to follow the poor snake. I started to feel like a kindergarten teacher, haha.
Based on the comic book (yes, a comic book!) I read, sea snake is the most dangerous and venomous snake underwater. That’s why I panicked like a crazy grandma.

When I was still worrying where the snake had gone, my tutor partner, Genta swam to me and said this in Japanese: “Dissa don’t worry. Sea snake won’t bite if we don’t disturb it”
I started to feel stupid, “I thought it’s attacking people type of snake??”
Genta looked so serious now. “Nope, although it’s venomous, it’s pretty tame to people. That’s why some Okinawans even have it for meal”
What????
At that moment, I imagined that slimy little creature slid inside my tummy. Eww!
I should be more careful looking at my sushi menu from now on.

Wednesday, April 27, 2011

My Beppu Story: To the Land Unknown

"Jadinya uni mau kemana? Ke Jepang apa Bandung?,"tanya ibuku suatu hari tahun 2006. Topik ini memang sudah jadi perdebatan hangat di rumah. Topik tentang masa depanku, si uni, si kakak paling tua, yang saat itu berumur 16 tahun. Aku harus memilih kemana aku mau melanjutkan studiku selepas masa SMA. Alhamdulillah saah satu uni ternama di Bandung memberikan satu kursinya setelah mengikuti rangkaian tes yang panjang. Di lain sisi, minggu lalu kami baru mendapat telfon dari satu lagi universitas yang aku apply. Mereka bilang aplikasiku diterima dan aku mendapatkan beasiswa uang sekolah selama 4 tahun. Jadi, kalau aku ke uni ini, aku nggak usah bayar uang sekolah, sampai lulus. Wow! Another alhamdulillah!

Namun, universitas yang kedua ini lokasinya di Jepang. Yep, negara asalnya tokoh favoritku, Doraemon. Dan rumor mengatakan biaya hidup di Jepang itu super mahal! Malah yang termahal dibanding US, UK atau Australia. Hmm, walaupun uang sekolah gratis, kalau biaya hidup tetap selangit, kasian mama papa dong, pikirku saat itu. Ditambah lagi, teman-teman SMA yang mulai meracuni untuk pergi ke Bandung bersama-sama mereka. Gini deh kalau sekolah di SMA yang gemar bedol desa ke kota kembang itu. Aku pun berfikir lagi, aku mau kemana ya?

Lagi bimbang-bimbangnya menimbang keputusan, tiba-tiba suatu sore telefon rumah berdering. Ternyata dari kakak kelas Indonesia yang belajar di universitas Jepang tersebut. Wow! Aku ditelfon langsung! Jadilah aku pakai kesempatan ini untuk bertanya panjang lebar. Gimana kuliahnya? Tempatnya asik nggak? Dan yang paling penting biaya hidupnya gimana? Mahal nggak kak? Nah, pas pertanyaan ini ditanyakan, aku inget banget dia jawabnya begini: "Beppu tuh biayanya hidupnya relatif murah, jangan bayangin kota besar kaya Tokyo atau Osaka. Dia tuh desa kecil gitu, jadi biaya hidupnya nggak tinggi. Kamu juga bisa baito, atau kerja part time kok!"

"Kerja ?!" Aku yang dari kecil mendambakan kera part time sebagai barista starbucks pun langsung bermimpi. Asik juga kali kuliah sambil part time, bisa dapat uang jajan sendiri. Lagipula si kakak ini bilang biaya hdup di Beppu nggak semahal Tokyo, soalnya Beppu itu desa kecil. Wait, wait? Apa? Desa kecil? Beppu yah tadi namanya? Kok aku belum pernah denger? Deket mana sih? Kok di atlas nggak ada?
"Iya, Beppu inaka, pedesaan banget! Kalau di peta ada di deket Fukuoka. Jadi nanti dari Jakarta, kamu naik pesawat ke bandara Fukuoka, baru dari situ naik bus, 2 jam ke Beppu", kata si kakak mendeskripsikan kota kecil yang akan jadi rumahku 4 tahun ke depan. Yep, setelah telfon dari sang kakak kelas, aku pun langsung memutuskan untuk kuliah di Jepang dan mengepak koper untuk ke Beppu, kota kecil yang sampai detik itu tidak saya ketahui lokasinya. This is indeed a journey to the land unknown.      

Monday, April 4, 2011

My Beppu Story: Beppu, the unique city

Beppu (別府) adalah sebuah kota di prefektur Oita, Pulau Kyushu, Jepang, yang terkenal dengan hot springs atau pemandian air panasnya. Nama Beppu sendiri terdiri dari 2 huruf kanji 別 (baca: betsu, artinya "berbeda") dan 府 (baca: fu, artinya "kota").
Yes, kota ini literally berarti kota yang berbeda, atau bahasa kerennya kota yang unik. Setelah empat tahun berkesempatan tinggal dan belajar di sana, saya akhirnya mengerti bahwa Beppu benar-benar kota yang unik. These are some teasers why


NUMBER One Beppu mempunyai 9 geothermal hot spots, atau mata air panas yang biasa disebut 地獄 (baca: jigoku, artinya "neraka"). Yep, saking panasnya mata air tersebut, orang-orang disekitar menyebutnya neraka. Ada yang warnanya biru kaya air laut, atau disebut umi jigoku (sea hell). Ada juga yang warna airnya merah seperti darah, namanya chi no ike jigoku, dan they make very good tourism objects! Selain neraka, Beppu juga terkenal dengan pemandian air panas atau 温泉 (baca: onsen) nya.


NUMBER Two Beppu, terkenal dengan populasi kakek nenek nya yang banyak. Well, karena Beppu bukanlah kota besar yang bising dan pemandangannya bagus banget, banyak penduduk Jepang yang menghabiskan masa tua nya disini. Mereka sering bilang kalau Beppu itu "inaka" atau pedesaan, padahal to be honest, pertama kali saya dateng ke Jepang, saya terkagum-kagum dengan pintu otomatis yang ada di semua supermarket di Beppu. Kalau pedesaannya aja kaya gini, gimana kota besarnya??


NUMBER Three Selain being populous with many elderly people, Beppu juga kaya akan International students, karena salah satu universitas terbesarnya adalah Ritsumeikan Asia Pacific University, dimana saya belajar selama 4 tahun untuk mendapatkan Bachelor's degree. Nah, uni saya ini mahasiswanya ada sekitar 5000-an, 50% orang Jepang dan 50% lagi international students dari 82 negara. Dan para international students ini tinggal dan bekerja part time di Beppu. Jadi kebayang kan betapa multiculturalnya jalanan-jalanan di Beppu? :)


Suasana kota yang bersih dan pemandangan yang apik plus populasi manusia yang beragam membuat Beppu pantas dijuluki the unique city. Tapiii, masih banyak lagi cerita tentang si unique city ini. Lewat "My Beppu Story" saya akan merefresh cerita ajaib, lucu dan menegangkan yang saya alami di kota onsen ini.

Stay tuned!